Rabu, 08 September 2021

Empat Nasehat Penuntut Ilmu

   Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam beserta pemilik ruang siang dan malam, tiada Tuhan selain Allah, Sang pemberi rahmat bagi setiap hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa cahaya bagi setiap umatnya dari gelapnya zaman hingga saat ini. Semoga kita semua mendapatkan syafatnya kelak di akhirat nanti.

   Manusia dituntut untuk menimba ilmu dalam kehidupan sehari-hari, karena dari ilmu tersebut mereka dapat menaikkan level derajatnya, itulah yang menjadi pembeda antara makhluk Allah SWT, tentunya antara hewan dan manusia. Allah menciptakan setiap makhluknya dengan kelebihannya masing-masing, tentunya itu merupakan hak prerogatif-Nya dan tidak bisa diganggu gugat, manusia diciptakan dengan level kesempurnaan yang mutlak, karena memiliki akal untuk berpikir dan menciptakan kemaslahatan di muka bumi, namun sayangnya kesrakahan mereka dalam bertindak dan acuh terhadap perintah Tuhannya, membuat mereka seakan tidak memiliki akal dan seakan menyetarakan diri dengan makhluk Tuhan lainnya. Maka dari itu, pentingnya kita untuk mengerti makna dan pesan di balik masa menuntut ilmu agar tidak menyeleweng dari jalan yang telah Allah berikan.

   Pertama: Aku menyampaikan kabar gembira kepada segenap penuntut ilmu, khususnya pada zaman ini, bahwa sesungguhnya mereka akan mendapatkan pahala dan termasuk dalam kategori sabda Nabi Muhammad SAW:

   “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah Ta’ala memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

   Lebih-lebih mereka dalam keadaan safar dan menahan akan beratnya menimba ilmu di saat itu, maka sesungguhnya mereka dalam keadaan bahagia karena Allah telah melipat gandakan pahala baginya.

   Kedua: Sesungguhnya seseorang yang melatih dirinya (membiasakan) untuk menanggung kesulitan dalam menimbah ilmu maka sesungguhnya mereka dalam keadaan ibadah di sisi Tuhannya dan sedang mendekatkan diri kepada-Nya. Karena dari hal itu, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

   “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negrimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

   Ketiga: Penulis berharap, agar semua pembaca dapat mengambil manfaat daripada menuntut ilmu, bukan sekadar hapal dan paham, melainkan pengamalan dari manfaat ilmu yang telah diperoleh (ini yang harus ditekankan), pengamalan yang akan mengubah seseorang menjadi lebih baik, karena tujuan dari ilmu itu adalah diamalkan dan bukan tujuan dari menuntut ilmu adalah sebuah argumentasi guna menyudutkan seseorang hingga tak dapat berbicara kembali. Seorang ulama berkata: 

 “Ilmu memanggil untuk diamalkan, jika panggilan itu disambut, ilmu akan tetap. Namun jika panggilan itu diabaikan, ilmu akan pergi.”

  Perkataan ini memanglah benar adanya, karena jika seseorang mengamalkan ilmunya, maka ilmu tersebut akan semakin kokoh dan kuat seperti asas pohon yang tidak tumbang ketika diterpa badai hujan.

   Keempat: Harapan besar dari penulis bagi penuntut ilmu dan juga bagi pembaca ialah saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Manusia diciptakan dengan fitrahnya yaitu rasa saling memiliki, yang mempunyai makna adalah rasa kemanusiaan saat saudaranya membutuhkan bantuan, bantuan tidak selalu berupa material juga berupa uang, namun ilmu yang bermanfaat dapat menjadi bantuan yang lebih berguna daripada kedua hal sebelumnya. Terdapat hadist shahih dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: 

   “Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, ketika hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no: 2699)

   Jika seseorang menolong saudaranya dengan mengajarkan suatu masalah dalam bab ilmu, Allah akan membantunya dalam membukakan pintu pemahaman baginya dari setiap bab-bab ilmu. Maka jangan pernah memiliki rasa hasat, apabila seseorang mengajarkan ilmu kepada saudaranya, maka saudaranya akan lebih pandai darinya, karena sejatinya pemilik ilmu hanyalah Allah semata, seseorang tidak pantas menyatakan dirinya tahu sedangkan Allah Tuhan maha segalanya alias maha tahu.


Abdurrozaq Muhammad Ridho

IG: @Abdurrozaqridho

WA: 01204715217


Senin, 31 Mei 2021

Dekadensi Umat Islam Dalam Muamalah



      Pendidikan karakter menjadi bahan perbincangan penting dalam fenomena dunia saat ini, banyak sekali dekadensi moral manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari (etika dalam bermuamalah) khususnya sosialisasi muslim kepada sesama muslim. Budi pekerti, tata krama, kesantunan dan religiusitas dalam beragama merupakan komponen-komponen utama dalam melakukan interaksi satu sama lain, namun saat ini unsur-unsur tersebut seakan terkikis dan hampir menghilang dari dunia adab dan akhlak akibat faktor modernisasi zaman -sosial, hukum, pendidikan dan teknologi-

Di tengah arus perubahan karakter manusia yang semakin menjuruh ke bawah, kaum muda dan kaum tua saling acuh tak acuh, menuduh bahkan menyalahkan satu sama lain, pemahaman mereka hanya sebatas apa yang diyakini, tidak merujuk kepada suatu referensi. Kaum muda mendapati bahwasanya mereka merasa terabaikan, diacuhkan bahkan dimanipulasi terhadap sesuatu, khususnya yang bersifat abstrak yaitu perkembangan zaman modern. Mereka menjadi marah, memutuskan diri dari kalangan generasi tua, berambius untuk menciptakan masa depan di atas tangan mereka sendiri tanpa melihat pengalaman hidup dari generasi tua. 

Adapun jalan yang diambil oleh golongan tua yaitu mengabaikan penderitaan kaum muda, merasa bahwasanya itu merupakan pendidikan bagi mereka yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kuantitasnya. Sering kali golongan tua melalaikan perkembangan intelektual, kultural dan spiritual kaum muda, seakan apa yang telah diusahakan oleh mereka menjadi abu di atas kayu yaitu tidak berharga sedikitpun, hampa tidak ada nilai. 

Meskipun konflik yang mereka alami merupakan hak preogratif masing-masing namun di dalamnya tentulah mempunyai kapasitas ruang lingkup, eksistensi hak manusia memiliki batas-batas tertentu yang dinamakan dengan hati nurani; berbicara mengenai kemanusiaan dan perasaan yang rasional tentang moral, perilaku dan tata krama. Secara fakta, keduanya harus melihat secara komprehensif berskala baik, memahami secara seksama tentang beban tanggungan dan merujuk kepada suatu aspek untuk membuahkan sebuah kebaikan.



Maka dari itu, pada titik ini sangat penting untuk menenggelamkan segala pemikiran ideologi tentang konsep keegoisan, semuanya harus saling bahu-membahu serta menolong satu sama lain. Adapun jalan alternatif untuk menengahi segala permasalahan kaum muda dan kaum tua dari segala eksploitasi situasi yaitu menemukan solusi kondusif dengan memahami sumber utamanya, mencabut habis akar permasalahan yang bisa menyebabkan hasrat ketidakadilan dalam bermuamalah. Kelompok lain percaya (rasionalis), bahwasanya toleransi keduanya harus diikat sekuat mungkin sehingga tidak meninggalkan kelonggaran sedikitpun, mencatat segala visi dan misi guna memperindah masa depan yang lebih memuaskan.

Untuk memahami bobroknya kaum muda dan kaum tua yang semakin hari semakin menurun angka kepeduliannya dalam pembelajaran moral serta etika ketika muamalah atau bersosialisasi antar manusia, maka peran orang tua di sini sangatlah penting untuk menjadi penengah di antara dua masalah sekaligus; mengajarkan tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya agar mencapai pada level kematangan dalam menanggapi suatu masalah. Lantas, bagaimana pembelajaran moral bagi kaum tua? Sesungguhnya, keikutsertaan kaum tua dalam menanggapi suatu masalah akan menjadi cerminan bagi anak-anaknya, maka tidak sepatutnya memberikan cermin rusak kepada anaknya yang bisa menjadi mara bahaya baginya. Cermin sempurna akan membuahkan hasil bayangan sesuai dengan wujudnya adapun cermin rusak hanya sebatas kerusakan yang susah untuk disempurnakan kembali.

Islam telah mengajari para pemeluknya guna menjadi pribadi yang baik secara raga maupun jiwa, tujuan pendidikan moral pada umumnya dalam agama islam yaitu mengarahkan manusia untuk berbudi pekerti, berakhlak dan beretika, mampu menggunakan pengetahuannya serta mempersonalisasi nilai-nilai moral untuk senantiasa membuka hati secara lapang kepada setiap insan. Maka tidak heran, hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Jarir bin Abdullah; bahwasanya Rasullullah Saw bersabda: “Siapa yang tidak mengasihani manusia, maka ia tidak dikasihani oleh Allah.” Berbanding lurus dengan ajaran islam sampai saat ini.

Jikalau kita mengerti secara spesifik tentang ajaran islam, maka seharusnya kita paham arti dari kata moral. Sesungguhnya, apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw merupakan pendidikan moral tertinggi dan penyempurna akhlak kepada seluruh umat manusia, beliau merupakan manusia paling mulia maka kita tidak boleh meragukan kemuliaannya. Dari tulisan sederhana ini, semoga memberikan banyak manfaat bagi pembacanya khususnya dalam bidang muamalah. 

Selasa, 02 Februari 2021

Life Style.yang Merusak






 Tidak perlu malu saat menjalani hidup dengan sederhana, karena pada hakikatnya manusia dilahirkan tanpa busana. Tuhan mengajarkan manusia dengan cara pengalaman hidup yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka sekalipun, tetapi persoalan masa kini ialah lifestyle anak muda maupun lanjut usia yang sudah mendarah daging, tanpanya apalah hidup di dunia ini!

Anak muda dengan kesibukan luar biasa mencoba untuk mendaur ulang kehidupan yang mereka jalani agar dibilang hype, seolah roda kehidupan harus mengikuti alur zaman sesuai porsinya, tidak mau tertinggal walaupun sedetik pun. Bisa diibaratkan sebagai lifestyle yang glamor atau serba mewah; sarapan di Bali kemudian terbang ke Itali untuk makan siang dan berpesta mewah (night club) di Turki. Di tambah lagi, rasa ingin tahu anak muda sangatlah menggebu yang mendorongnya ingin mencicipi semua gaya hidup masa kini.

Apa yang menyebabkan mereka terjerumus sedalam itu? Ada beberapa alasan kuat (several reasons) yang di mana membuat lintas pikirannya terbesit melakukan itu semua; Stress Reliever. Banyak orang ingin melepaskan kepenatan dan rasa stress akibat masalah hidup yang tak kunjung usai  yaitu dengan cara bergaul, tentunya pencarian sensasi kehidupan yang bebas semakin membuat mereka tergila-gila dan tergiur untuk melakukan kedua kalinya bahkan lebih.

Social Climber. Satu unsur komponen utama dalam menjalani kehidupan ialah bersosialisasi, manusia tidak akan mampu meniti roda kehidupan dengan sendirinya karena Tuhan telah menciptakan manusia untuk saling mengenal dan akrab satu sama lain, namun, bisa jadi langkah yang diambil oleh seseorang menyalahi aturan wajib-Nya yaitu bergaul dengan cara semena-mena, beranggapan bahwasanya hidup di dunia cuman sekali maka harus mengikuti runtutan hardware zaman now.

Untuk mencegah terjadinya semua itu maka peran orang tua sangatlah penting dalam menjaga pergaulan anaknya, diajarkan sejak belia hingga dewasa sebagaimana pendekatan arti dan makna lifestyle zaman sekarang, bukan berarti skala praktek sekaligus tetapi lebih mengenal bahaya darinya jikalau salah dalam pergaulan.

Semoga dari artikel ini bisa memberikan sedikit manfaat kepada pembaca sekaligus maklumat penting tentang bahayanya pergaulan masa kini. Sekian dan terima kasih.

Senin, 01 Februari 2021

Traveling pasca pandemi



 Memasuki minggu terakhir di bulan februari tentunya tidak akan sempurna jikalau belum mencoba beberapa destinasi wisata untuk mengisi waktu liburan, tetapi tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya yang di mana orang-orang bebas bepergian bersama sanak keluarga, kerabat bahkan teman sepermainannya. Covid-19 merupakan virus baru yang telah membuat reputasi beberapa destinasi wisata turun bahkan anjlok di luar perkiraan, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa darinya masih membuka gerbang dan mempersilahkan wisatawan masuk kemudian menikmati pelayanan dari destinasi tersebut.

Indonesia merupakan negara maritim terbesar dan memasuki urutan ke-15 dalam daftar negara se-asia tenggara. Maka dari itu, Indonesia terkenal dengan negara seribu pulau kemudian menjadikan beberapa darinya tempat pariwisata yang mempunyai daya tarik wisatawan lokal maupun asing. Hal ini merupakan peluang besar baginya untuk meningkatkan pengembangan sektor pasriwisata di setiap tempatnya.

Menurut saya, ada tiga unsur komponen penting bilamana diterapkan maka akan mendukung stabilitas industri pariwisata; atraksi, amenitas dan aksebilitas. Ketiganya merupakan perekat dalam mewujudkan keseimbangan di setiap sektor wisata tersebut.

Atraksi. Unsur pertama yang menjadi inti daya tarik wisatawan agar mereka lebih menikmati pengalaman liburannya, biasanya meliputi dari berbagai pelayanan, fasilitas, kreatifitas, pesona alam, peninggalan sejarah dan lain-lain. Atraksi tentunya bukan sekedar pemberian melainkan bagaimana membuat wisatawan merasa terkesan, dengan tingkatan layanan yang diberikan kepadanya. Dan hampi semua destinasi wisata memberikan layanan tersebut. 

Beberapa contoh atraksi wisata: Bali; tidak hanya terkenal dengan panorama pantai yang sangat memukau tapi wisatawan dapat menikmati sejarah darinya yaitu tari bali. Banyuwangi; mendapat julukan Sunrise of Java karena kota yang pertama kali mendapatkan sinar matahari di pulau jawa, biasanya orang-orang yang berlibur ke Banyuwangi akan mampir ke kawah ijen untuk melihat blue fire dari atas bukit.

Amenitas. Kelengkapan dan kenyamanan wisatawan terletak pada satu unsur ini, bisa dibilang sebagai fasilitas pendukung untuk memberikan rating yang tinggi dari sejumlah pihak. Keberadaan komponen  ini sangatlah dibutuhkan oleh para wisatawan karena darinya bisa memunculkan perasaan nyaman dan suka di setiap hari pengunjung. Contoh dari amenitas yaitu toilet, penginapan, masjid, tempat perbelanjaan oleh-oleh dan lain-lain. Tujuan diberikan layanan amenitas ialah menumbuhkan rasa kenyamanan agar wisatawan dapat berkunjung kedua kali bahkan lebih.

Aksebilitas. Dapat ditafsirkan sebagai akses wisatawan untuk lebih menikmati liburannya, akses ini meliputi dari informasi dan trasnportasi, tidak sedikit dari beberapa destinasi memberikan layanan tersebut. Demi kepentingan pariwisata, aksebilitas memang harus diprioritaskan untuk kelancaran wisatawan berkunjung ke destinasi tersebut. Sebagai contoh: penanggung jawab atau tour planner akan mengatur jadwal keberangkatan rombongan dari satu destinasi ke destinasi lainnya sehinggal wisatawan tidak perlu memikirkan apalagi mendiskusikan hal tersebut kepada rombangan tersebut.

Penutup. Pariwisata sangat penting bagi setiap insan karena darinya dapat menghilangkan stress dari pekerjaan sehari-harinya, namun sebelum melancarkan rencana wisata harusnya dia mengenali destinasi tersebut sedetail mungkin agar tidak salah dalam tentatif waktu yang telah dibuatnya. Jadi, kamu ingin pergi kemana untuk liburan bulan ini?