Bentangan luas langit membiru mata indah memandang menjamu, ataupun dengan sinar mentari bersinar dengan keikhlasannya dan bumi menjadi hamparan sajadah bagi penghuninya. Sang pelukis pun juga tidak bisa menggambarkan begitu indah miniatur ciptaan-NYA. Iya..... dialah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu dilangit maupun dibumi.
Ibarat cermin yang selalu memantulkan apa yang didepannya, menggambarkan persis seperti apa wujudnya. Betul...itulah hati.
Hatinya terus beristigfar, lisannya tak lepas dari tahmid dan tangan selalu menghitung biji-biji tasbih dalam genggamannya.
Hasbunallah wa ni'mal wakiil. Begitulah hati nanti di lauhul mahfuzd, akan ditampakkan seperti apa yang difikirkannya.
Kehidupan tak berarti tanpa adanya Allah SWT. Allah itu penyayang, Allah itu pengasih. Ar-rahman dan Ar-rahim cukup itulah yang menjadi saksi akan karunia besar terhadap kehidupan setiap insan. Tanamkan hati kepada-NYA agar ia tumbuh menjadi benih ber'akar dan jikalau disirami oleh kesyukuran, dipupuki oleh keikhlasan niscaya ia akan tumbuh berkembang menjadi mundzirul qoum.
Menyebarkan kebaikan bukankah itu menjadi tugas utama manusia yang telah diciptakan? melawan kemunkaran bukankah itu hal yang tidak lazim dalam setiap kehidupan para insan?
Lantas mengapa itu selalu dikerjakan?
Akan datang barisan putih dan hitam. Bersyukurlah mereka yang berbaju putih, dan hitam akan menyesal.
Wallahu a'lam.
.ntapss
BalasHapus