Minggu, 31 Mei 2020

Cendekiawan Barat tentang Islam





Dalam lembaran-lembaran buku Nabi Islam dalam Kacamata Pemikiran Barat telah banyak menyebutkan tentang orgumen maupun bukti bahwasanya Islam itu agama indah, agama yang tentram sebagaimana yang membawanya juga berakhlak karimah.

Jikalau Islam itu sendiri merupakan agama yang barbar ataupun agama yang tidak mengikuti tuntunan akidah dari Tuhannya maka tidak mungkin ia menjadi agama terbesar didunia yang mencapai seper'enam penduduk bumi.

Meluasnya agama Islam pastinya tidak dengan mudah pastinya banyak hambatan yang mengiringinya.

Untuk sampai saat ini, nalar-nalar Islam tersebut telah sampai ke barat. Oleh karena itu pandangan seorang muslim perempuan maupun laki-laki harus mengerti membedakan objek barat, merupakan pihak barat ataupun orang barat.

Ada beberapa hal agar bisa memenangkan nalar barat tentang pemikiran yang tertancap kuat dalam budaya khazahah mereka. Dengan keluarnya politisi, filosofis dan cendekiawan barat yang menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka, dan dampak dari aktivitas ini akan berkonsekuensi baik pula.

Seperti menyebarnya Islam lewat umar ibn Khattab, Abu Sufyan yang sebelumnya membenci bahkan memusuhi Islam.

Keluarnya salah satu filosofis cendekiawan barat juga mempunyai dampak besar Dimata barat, sebagaimana buku yang ditulis oleh Bernard Shaw didalamnya bertuliskan:
"Dan saya menyakini bahwa orang seperti Muhammad SAW, jika ia diberi tampuk kekuasaan diseluruh dunia, maka ia akan sukses dalam kekuasaannya, ia akan memimpin dunia menuju kebaikan dan memberikan solusi atas segala persoalan dunia dengan solusi yang memberikan kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan yang diharapkan."

Diantara karakteristik yang dimiliki filosufi ini ialah yang berani menyatakan kebenaran  dan keterbukaannya dalam memaparkan pandangannya disaat pandemi barat membenci Islam bahkan menyebutnya sebagai agama teroris hingga saat ini.
Maka, sedikit demi sedikit pemikiran barat itu akan punah dan sirna.

Part two soon


Minggu, 24 Mei 2020

Tingginya akhlak Sayyidina Abu Bakar as shidiq

Air Mata Umar bin Khattab Tumpah Saat Melihat Tingginya Akhlak Abu Bakar.





Pada suatu hari, Umar bin Khattab mengamati Abu Bakar Ash-Shiddiq di waktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat Abu Bakar pergi ke pinggiran kota Madinah setelah shalat Subuh, Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil untuk beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya.


Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu, dan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Umar mengetahui seluruh kebaikan yang dilakukan oleh Abu Bakar, kecuali rahasia urusan gubuk itu.

Hari-hari terus berjalan. Abu Bakar Ash-Shidiq tetap mengunjungi gubuk kecil di pinggiran kota itu. Umar tetap belum mengetahui apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Sampai akhirnya Umar memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya.

Umar ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu dengan matanya sendiri. Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya disitu.

Setelah Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, Umar mendapatkan seorang nenek tua yang lemah tanpa bisa bergerak. Nenek itu juga buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu.

Umar tercengang dengan yang dilihatnya. Dia ingin mengetahui ada hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar radhiallahu’anhu.
Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu (Abu Bakar) di sini?”.
Nenek tua itu menjawab:
“Demi Allah, aku tidak mengenalnya, wahai anakku. Setiap pagi dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makan untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara apapun denganku.”

Umar menekuk kedua lututnya, kedua matanya basah oleh air mata. Kemudian ia mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Wahai Abu Bakar, sungguh engkau telah membuat lelah para khalifah sesudahmu.” (maksudnya, khalifah berikutnya sesudah kekhalifahan Abu Bakar harus bekerja lebih keras, agar mampu menandingi kwalitas kekhalifahan Abu Bakar).

Sungguh luar biasa, Abu Bakar, seorang Khalifah mampu melakukan tugas kemanusiaan kepada Nenek tua yang buta.
Demikian kisah air mata Umar bin Khattab tumpah saat melihat tingginya akhlak Abu Bakar, semoga bermanfaat.